RPPKELAS VII SEMESTER 1 PERTEMUAN 1-3 DARING JENJANG SMP RPP ini berisi perencanaan pembelajaran menggunakan metode daring dengan tujuan pembelajaran sebagai berikut: pertemuan 1 1. Menjelaskan pengertian iman kepada Allah 2. Menjelaskan pengertian asmaul husna 3. Menguraikan pengertian asmaul khusna: al-'Alím, al- Khabír, Samí', dan al-Bashir dengan benar.
Helloanak-anak, saya ibu ode dari SMP 15 Ambon. Ini merupakan video pertama ibu tentang iman kepada allah melalui asmaul husna pada kelas VII SMP semester 1
Iman kepada Allah dan Iman kepada malaikat) • Mengajak anak mengenal Allah dan menanamkan keteladanan melalui Asmaul Husna. • Tiap Asmaul Husna dilengkapi dengan arti, kisah dan hikmah, serta ayat Al-Quran yang mengandung Asmaul Husna tersebut. • Kisah-kisah Asmaul Husna sebagian besar diambil dari Al-Quran, hadits, dan sirah
Untuklebih memahami makna Asmaul Husna ini marilah kita perdalam pemahaman kita tentangnya dengan mempelajari beberapa Asmaul Husna berikut: 1. Al-Karim (Maha Mulia) "Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya, dan barangsiapa yang ingkar maka sesungguhnya rabbku maha cukup dan maha mulia".
swtmelalui asmaul husna. pengertian iman kepada allah swt blog info 4u. iman kepada malaikat pengertian sifat fungsi nama nama. rukun iman beriman kepada allah swt 'iman kepada allah swt melalui asmaul husna june 12th, 2018 - allah swt memiliki nama ar rahim yang artinya maha penyayang yang selalu dilimpahkan kepada
Imankepada qadha dan qadar. Dari sini kita dapat melihat bahwa iman kepada kitab - kitab Allah merupakan rukun iman ketiga . Iman kepada kitab - kitab Allah berarti meyakini dan percaya bahwa Allah benar - benar telah menurunkan wahyu berupa kitab suci melalui malaikat Jibril kepada para rasul untuk disampaikan kepada umat yang berisi petunjuk
Iman Kepada Allah Melalui Asmaul Husna. Seorang muslim harus betul-betul memahami hakikat iman, cara beriman, dan kepada siapa ia harus beriman. Secara harfiah, iman berarti percaya. Sedangakn secara istilah, iman berarti percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikannya melalui perbuagan.
ELKPD Materi Iman kepada Allah Melalui Asmaul Husna , Kelas X SMA/SMK Keywords: E-LKPD PAI & BUDI PEKERTI SMA . PERTEMUAN KE-4 MENYAJIKAN HUBUNGAN ASMAUL HUSNA DENGAN KELUHURAN BUDI KOMPETENSI DASAR : 3.3 Menganalisis makna Asmaul Husna: al-Karim, al-Mu'min, al-Wakil, al-Matin, al-
S2OgBy. IMAN KEPADA ALLAH SWT MELALUI ASMAUL HUSNA Iman secara etimologi berarti percaya. Sedang secara istilah, iman adalah pembenaran dalam hati yang diikrarkan secara lisan dan dibuktikan dalam amal perbuatan. Iman yang kuat pada diri seseorang akan sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Apalagi bila iman terhadap adanya Tuhan diyakini sebagai satu-satunya Zat yang menentukan jalan hidupnya, tentu iman itu akan sangat berpengaruh terhadap sikap hidup dan perilaku kesehariannya. Bila iman semacam itu berasal dari sumber yang salah, maka kepercayaan itu akan menuntun ke arah kesesatan hidup yang sesungguhnya. Sebab keberadaan Zat Tuhan itu sendirilah sesungguhnya yang menjadi sumber kepercayaan seseorang. Bila Zat Tuhan yang diyakini bukan Tuhan yang sesungguhnya, maka kebenaran dari keyakinannya itu tentu merupakan kepalsuan belaka. Inilah pangkal kesesatan yang menumbuhkan cabang-cabang kesesatan hidup selanjutnya. Sebaliknya bila Zat Tuhan yang diyakini itu memang betul-betul Tuhan yang sesungguhnya, maka kebenaran dari keyakinannya itu tentu merupakan pangkal keselamatan dan kesejahteraan abadi. Oleh sebab itu, upaya untuk memperoleh petunjuk yang benar dalam membangun keyakinan akan wujud Tuhan dalam diri seseorang, menjadi perkara yang sangat penting dalam kehidupan ini. Di sinilah letaknya alasan orang Islam untuk membangun iman kepada Allah swt. Sebagai pokok keyakinan dalam hidupnya. Karena iman merupakan dasar dari segala amal perbuatan manusia di dunia ini. Iman menurut bahasa adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid iman adalah kepercayaan yangdiyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan dan dipraktekkan/ direalisasikan dalam perbuatan. Asmaul Husna menurut bahasa artinya nama-nama yang baik. Menurut istilah ilmu tauhid yaitu nama-nama yang baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti akan keagungan Allah SWT. Jadi maksud dari “iman kepada Allah SWT melalui Asmaul Husna” adalah kita meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan-Nya, Rasa percaya/yakin ini dapat di tumbuhkan melalui berbagai cara salah satunya melalui Asmaul Husna. A. PENJELASAN 10 SIFAT ASMAUL HUSNA 1. AR-RAHMAN Maha Pengasih ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau pengasih karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat. Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMAN-Nya Allah. DALIL NAQLI SURAT AL-FATIHAH ayat 3 DALIL AQLI Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah bersifat Ar-Rahman Maha Pengasih, pemberi kanikmatan yang agung-agung, pengasih dunia . Penghayatan terhadap nama dan sifat Allah SWT seperti tersebut hendaknya mendorong setiap orang beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan berperilaku baik kepada sesama manusia baik yang seagama dan lain agama tidak pilih-pilih. 2. AR-RAHIM Maha Penyayang ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang selalu dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam kubur serta akhirat. Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat kafir, musyrik misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di akhirat keadilan Allah tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan balasan atas semua perbuatan di dunia ini. DALIL NAQLI Surat Al-Fatihah ayat 1 DALIL AQLI Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka karena sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat. Buktinya nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah saja yang dapat masuk surga. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah bersifat Ar-Rahim Maha penyayang, pemberi kenikmatan yang pedik-pedik, dan penyayang di akhirat. Di alam di alam akhirat kelak keadilan Allah akan ditegakkan, setiap manusia yang di dunianya betul-betul bertaqwa tentu akan ditempatkan di surge yang penuh dengan berbagai macam kenikmatan. Sedangkan manusia yang ketika didunianya durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa tentu akan ditempatkan di neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. Penghayatannya agar manusia selalu bertaqwa agar tidak durhaka kepada Allah. 3. AL-QUDDUS Maha Suci Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat yang suci dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu pasti suci dari segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan demikina apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci. DALIL NAQLI Al-A’raf ayat 96 DALIL AQLI Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan, tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik buruknya suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Disini kita dapat meneladani, sebagai manusia kita sebaiknya senantiasa menjaga kesucian diri, akal, perilaku, pakaian dan lingkungan dll dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Agar kita kembalikepada allah dalam keadan suci seperti saat kita dilahirkan kedunia. 4. AS-SALAM Maha Sejahtera Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya Allah saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT. DALIL NAQLI Al-Hasyr ayat 23 DALIL AQLI kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan dalam hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada Allah SWT ja di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai manusia senantiasa selalu berdoa dan berusaha untuk keselamatan dan kesejahteran. Kita sebagai manusia yang diberi kelebihan harta alangkah baiknya jika menyisihkan untuk saudara kita yang kurang mampu, ini merupakan bentuk aplikasi pengamalan dari Asmaul Husna As-Salam. 5. AL MU’MIN Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati. DALIL NAQLI Al-Hasyr ayat 23 DALIL AQLI Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari bencana alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana lagi kita meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat maha terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai seorang muslim hendaknya selalu berusaha menjadi orang yang dipercaya dengan selalu bersifat jujur, tidak berdusta, selalu menjaga amanah, tidak berkhianat. Selain itu kita kita berusaha untuk memberikan rasa aman terhadap sesama, ini merupakan pengaplikasian dari sufat Allah Al-Mu’min 6. Al ADLU Maha Adil Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat sempurna keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara dengan Allah, karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna, sebab manusia berada pada tempat salah dan lupa. DALIL NAQLI An-nahl ayat 90 DALIL AQLI Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin ada suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu tudak mungkin dimiliki Allah. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai makhaluk Allah hendaknya selalu bersifat adil terhadap Khaliknya yaitu Allah dan juga sesama serta terhadap makhluk yang lain. Menegakkan kebenaran dan menjauhi perbuatan zalim aniaya. 7. AL GAFFAR Maha Pengampun Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha Pengampun, yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada makhluknya yang bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa. DALIL NAQLI Sad ayat 66 DALIL AQLI jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti diterima karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak memiliki nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak bersifat Maha pengampun PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah tentu akan memaafkan dosa makhluknya yang telah bertaubatan nashuhah, apalagi kita sebagai mus lim yang beriman harus memiliki rasa saling memaafka satu sama lain. Bagi mu’min yang suka member maaf maka akan bertambah kemuliananya. 8. AL HAKIM Maha Bijaksana Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar. DALIL NAQLI Al-Mu’min ayat 115 DALIL AQLI Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Seorang mu’min harus berpikiran tajam, luas dan teliti sehingga terhindar dari segala perilaku yang merugikan. 9. AL MALIK Maha Merajai atau Menguasai Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala raja yang ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. DALIL NAQLI Al-Mu’minun ayat 116 DALIL AQLI Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu tidak lain adalah Allah. PERILAKU YANG DAPAT DI TELADANI Sebagai manusia yang beriman dalam melaksanakan tugas kepemimpinan hendaknya meneladani sifat Allah ini dan menjadikan sifat wajib rasul dan para khulafaur rasyidin sebagai pedoman dalam melaksana tugas kepemimpinannya. Bagi manusia ini sangat perlu karena semua manusia merupakan khalifah bagi dirinya sendiri dan khalifah di bumi. 10. AL-HASIB Maha Menjamin atau Memperhitungakan Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan pasti ditegakkan. DALIL NAQLI An-Najm, 53 39-40 DALIL AQLI disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman, bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam memperolehnya. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai mun’min harus senantiasa selalu mengadakan perhitungan terhadap perilaku kita terhadap sesama makhluk introspreksi diri. Jika pada instroprksi itu ada perilaku yang memberikan manfaat maka hendaknya diteruskan tetapi jika pada introspeksi diri itu ada perilaku yang memberikan kemudhorotan maka hendaknya tidak dilakukan lagi. KESIMPULAN Iman kepada Allah berarti mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta jauh dari segala sifat kekurangan. Keyakinan atau kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan amal Dalam Asmaul Husna terdapat sifat-sifat Allah yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orant yang beriman dalam bersikap dan Orang yang beriman akan menjadikan sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna sebagai pedoman hidupnya tentu dia akan berperilaku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada oranlain, suka bersedekah Iman kepada Allah adalah mempercayai atau meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu ada, dengan segala keagungan dan kesempurnaannya. Ada dua cara untuk mengenal Allah. Cara yang pertama adalah menggunakan akal sebagai sarana berfikir, merenung, berkontemplasi, mengamati, dan mengadakan penelitian. Cara kedua adalah dengan mengkaji dari wahyu yang datang dari Allah. Salah satu cara untuk meyakini adanya Allah adalah dengan membiasakan diri memahami makna dari sifat-sifat Allah. Sifat-sifat Allah dibedakan menjadi tiga macam Sifat Wajib, Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz yaitu Allah bebes menciptakan dan tidak menciptakan makhluk. Sifat Wajib, Sifat Mustahil. Wujud Adam Iradah Karahah Qidam Khudus Ilmu Jahlun Baqa’ Fana Hayat Maut Mukhalafatu lil Khawadisi Mumasalatu lil Khawadisi Sama’ Summun Qiyamuhu bi Nafsihi Ikhtiyaju li ghairihi Basar Umyun Wahdaniyah Ta’adud Kalam Bukmun Qudrat Ajzun Asma’ul Husna Asma'ul husna adalah nama-nama Allah ta'ala yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berati yang baik atau yang indah jadi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah. Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada Dzat yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh musyrik dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah ta'ala. Selain perbedaaan dalam meengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan bahkan nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah konsistensi dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis"Allah adalah ...", karena tidak ada satu hal pun yang dapat disetarakan dengan Allah, akan tetapi harus dapat mengerti dengan hati dan keteranganAl-Qur'an tentang Allah. Setiap pembahasan hanyalah pendekatan yang disesuaikan dengan konsep akal kita yang sangat terbatas ini. Semua kata yang ditujukan pada Allah harus dipahami keberbedaannya dengan penggunaan wajar kata-kata itu. Allah itu tidak dapat di misalkan atau dimiripkan dengan segala sesuatu, seperti tercantum dalam surat Al-Ikhlas. "Katakanlah "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". QS. Al-Ikhlas 1-4 Adanya pola berfikir yang mencampurkan pola pikir duniawi dan kenyataan yang sebenarnya. Dalam kaidah bahasa Inggris atau bahasa kita apabila kita ingin mengetahui tentang sesuatu maka kita akan bertanya 1. Siapakah namanya? 2. Bagaimanakah Sifatnya? 3. Dimanakan tinggalnya? atau dimanakah tempatnya? 4. Sekarang sedang apakah? semakin banyak kita bisa menjawab pertanyaan maka akan semakin baik. Perbedaan dalam ma'rifat kepada Allah ta'ala ini adalah tidak bisa dengan pertanyaan pertanyaan diatas saja. Silahkan datang ke Majelis Ta'lim atau Majelis Ilmu. Kalau sifat-sifat baik dan terpuji yang disandang manusia/makhluk seperti hidup, kuasa/mampu, pengetahuan, pendengaran, penglihatan, kemuliaan, kasih sayang, pemurah, perhatian dan sebagainya maka pastilah Yang Maha Kuasa pun memiliki sifat-sifat baik dan terpuji dalam kapasitas dan substansi yang lebih sempurna, kerana jika tidak demikian, apa arti keperluan manusia kepadaNya ? 180. hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [585] Maksudnya Nama-nama yang Agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah. [586] Maksudnya janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan Nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk Nama-nama selain Allah. 110. Katakanlah "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna nama-nama yang terbaik dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya[870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". [870] Maksudnya janganlah membaca ayat Al Quran dalam shalat terlalu keras atau terlalu perlahan tetapi cukuplah sekedar dapat didengar oleh ma'mum. Kata al husna yang berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlatif ini, menunjukkan bahawa nama-nama tersebut bukan saja baik, tetapi juga yang terbaik bila dibandingkan dengan yang baik lainnya, apakah yang baik selainNya itu wajar disandangNya atau tidak. Sifat Pengasih misalnya adalah baik. Ia dapat disandang oleh makhluk/manusia, tetapi kerana bagi Allah nama yang terbaik, maka pastilah sifat kasihNya melebihi sifat kasih makhluk, dalam kapasiti kasih mahupun substansinya.
Iman menurut bahasa adalah percaya atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid iman adalah kepercayaan yangdiyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan dan dipraktekkan/ direalisasikan dalam perbuatan. Asmaul Husna menurut bahasa artinya nama-nama yang baik. Menurut istilah ilmu tauhid yaitu nama-nama yang baik yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, sebagai bukti akan keagungan Allah SWT. Jadi maksud dari “iman kepada Allah SWT melalui Asmaul Husna” adalah kita meyakini akan adanya Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dengan segala kesempurnaan-Nya, Rasa percaya/yakin ini dapat di tumbuhkan melalui berbagai cara salah satunya melalui Asmaul Husna. A. PENJELASAN 10 SIFAT ASMAUL HUSNA 1. AR-RAHMAN Maha Pengasih ALLAH memiliki nama Ar-Rahman yang artinya maha pemurah atau pengasih karena Allah telah melimpahkan Rahmat-Nya kepad seluruh makhluk yang ada di dunia ini tanpa pandang bulu baik yang beriman, bertqwa, dan yang beramal baik maupun yang berperilaku durhaka, ingkar, dan berperilaku jahat. Mereka tetap diberi rahmat oleh Allah. Demikian juga hewan dan tumbuhan mereka juga diberikan Rizqi oleh Allah, yang merupakan bentuk sifat RAHMAN-Nya Allah. DALIL NAQLI SURAT AL-FATIHAH ayat 3 DALIL AQLI Allah SWT sebagai yang menciptakan makhluk di dunia inipasti memiliki sifat pemurah atau pengasih pada makhluk ciptaan-Nya. Buktinya kita manusia diberikan nikmat hidup walu kita sebagai manusia ada yang ingkar. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah bersifat Ar-Rahman Maha Pengasih, pemberi kanikmatan yang agung-agung, pengasih dunia . Penghayatan terhadap nama dan sifat Allah SWT seperti tersebut hendaknya mendorong setiap orang beriman untuk berusaha agar senantiasa bersikap dan berperilaku baik kepada sesama manusia baik yang seagama dan lain agama tidak pilih-pilih. 2. AR-RAHIM Maha Penyayang ALLAH SWT memiliki nama Ar-Rahim yang artinya maha penyayang yang selalu dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman secara tetap atau bersifat kekal yang tidak hanya diberikan di dunia saja bahkan sampai kealam kubur serta akhirat. Dunia ini Allah menetapkan hukuman bagi mereka yang bermaksiat kafir, musyrik misalnya hukum rajam bagi pezina, potong tangan bagi pencuri. Di akhirat keadilan Allah tidak dapat dipermainkan. Mereka akan mendapatkan balasan atas semua perbuatan di dunia ini. DALIL NAQLI Surat Al-Fatihah ayat 1 DALIL AQLI Allah SWT pasti sayang kepada umat-Nya yang iman dan bertaqwa, sehingga Allah pasati akan memberikan balasan kepada mereka yang taat dan bagi mereka yang tidak taat Allah tidak akan menyayangi mereka karena sifat Ar-Rohim-Nya Allah hanya diberikan kepada mereka yang taat. Buktinya nanti di akhirat kelah hanya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah saja yang dapat masuk surga. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah bersifat Ar-Rahim Maha penyayang, pemberi kenikmatan yang pedik-pedik, dan penyayang di akhirat. Di alam di alam akhirat kelak keadilan Allah akan ditegakkan, setiap manusia yang di dunianya betul-betul bertaqwa tentu akan ditempatkan di surge yang penuh dengan berbagai macam kenikmatan. Sedangkan manusia yang ketika didunianya durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa tentu akan ditempatkan di neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. Penghayatannya agar manusia selalu bertaqwa agar tidak durhaka kepada Allah. 3. AL-QUDDUS Maha Suci Allah bersifat Al-Quddus/Maha Suci karena Allah SWt adalah Dzat yang suci dari segala sekutu, Allah bersifat tunggal. Allah sebagai Pencipta itu pasti suci dari segala sifat kekurangan karena Allah bersifat Maha Sempurna. Dengan demikina apapun yang dilakukan Allah pasti juga suci. DALIL NAQLI Al-A’raf ayat 96 DALIL AQLI Allah sebagai sang pencipta pasti suci dari segala kekurangan, tidak mungkin memiliki sifat yang buruk. Jika sang pencipta memiliki sifat kekurangan maka niscaya dunia akan hancur, seperti jika Tuhan tidak memiliki sifat maha berkata, maka siapa yang akan memberitahu kita akan baik buruknya suatu hal, maka itu mmerupakan hal yang mustahil. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Disini kita dapat meneladani, sebagai manusia kita sebaiknya senantiasa menjaga kesucian diri, akal, perilaku, pakaian dan lingkungan dll dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Agar kita kembalikepada allah dalam keadan suci seperti saat kita dilahirkan kedunia. 4. AS-SALAM Maha Sejahtera Sifat As-Salam/Maha Sejahtera berada pada nama Allah karena hanya Allah saja yang dapat memberikan kesejahteraan pada makhluknya. Jadi segala kesejahteraan yang ada didunia ini semua bersumber pada Allah SWT. DALIL NAQLI Al-Hasyr ayat 23 DALIL AQLI kita sebagai makhluk pasti menginginkan kesejahteraan dalam hidup ini, kepada siapalagi kita meminta kesejahteraan jika tidak pada Allah SWT ja di segala kesejahteraan yang ada di dunia ini pasti milik Allah. Bukti bagi orang yang orang berusaha keras pasti akan mendapatkan kesejahteran. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai manusia senantiasa selalu berdoa dan berusaha untuk keselamatan dan kesejahteran. Kita sebagai manusia yang diberi kelebihan harta alangkah baiknya jika menyisihkan untuk saudara kita yang kurang mampu, ini merupakan bentuk aplikasi pengamalan dari Asmaul Husna As-Salam. 5. AL MU’MIN Maha Memberi Keamanan atau Terpercaya Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang MAha Memberikan Keamanan atau Yang maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin diingkari, pasti ditepati. DALIL NAQLI Al-Hasyr ayat 23 DALIL AQLI Dalam hidup ini kita pasti menginginkan rasa aman dari bencana alam ataupun dari kejahatan manusia yang ada di dunia ini, dimana lagi kita meminta kecuali kepada Allah atau Allah SWT pasti memiliki sifat maha terpercaya tidak mungkin Allah SWT bersifat khianat. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai seorang muslim hendaknya selalu berusaha menjadi orang yang dipercaya dengan selalu bersifat jujur, tidak berdusta, selalu menjaga amanah, tidak berkhianat. Selain itu kita kita berusaha untuk memberikan rasa aman terhadap sesama, ini merupakan pengaplikasian dari sufat Allah Al-Mu’min 6. Al ADLU Maha Adil Allah memiliki nama AL ADLU yang berarti maha adil dan sangat sempurna keadilannya, tidak ada zzat lain yang memiliki keadilan yang setara dengan Allah, karena keadilan manusia hanya terbatas dan tidak sempurna, sebab manusia berada pada tempat salah dan lupa. DALIL NAQLI An-nahl ayat 90 DALIL AQLI Allah dalam pengadilanya kelak di akhirat tidak mungkin ada suap menyuap keadilan pasti di tegakkan. Allah SWT tidak mungkin memiliki sifaqt tamak akan harta, karena itu sebuah kekurangan maka itu tudak mungkin dimiliki Allah. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai makhaluk Allah hendaknya selalu bersifat adil terhadap Khaliknya yaitu Allah dan juga sesama serta terhadap makhluk yang lain. Menegakkan kebenaran dan menjauhi perbuatan zalim aniaya. 7. AL GAFFAR Maha Pengampun Allah SWT pasti memiliki nama AL GAFFAR yang berarti Maha Pengampun, yang memiliki kebebasa untuk memberikan ampunan kepada makhluknya yang bertaubat. Karena manusia tak mungkin luput dari dosa. DALIL NAQLI Sad ayat 66 DALIL AQLI jika kita sebagai manusia mau bertaubat insaallah pasti diterima karena Allah memiliki sifat Maha Pengampun , jika Allah SWT tidak memiliki nama ini maka niscaya semua orang pasti masuk surge kerena mereka memiliki dosa, tetapi Allah itu Maha Pengampun jadi mustahil Allah tidak bersifat Maha pengampun PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Allah tentu akan memaafkan dosa makhluknya yang telah bertaubatan nashuhah, apalagi kita sebagai mus lim yang beriman harus memiliki rasa saling memaafka satu sama lain. Bagi mu’min yang suka member maaf maka akan bertambah kemuliananya. 8. AL HAKIM Maha Bijaksana Allah SWT bernama Al-Hakim yang artinya Maha Bijaksana karena tidak munkin ada yang bias melebihi kebijaksanaan-Nya. Buktinya Allah menciptakan Manusia, tumbuhan, hewan pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar. DALIL NAQLI Al-Mu’min ayat 115 DALIL AQLI Allah SWT pasti memiliki sifat ini karena jika Allah tidak bersifat Maha Bijaksana maka itu hal yang mustahil, karena itu merupakan sifat yang kurang tidak mungkin Allah bersifat kurang. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Seorang mu’min harus berpikiran tajam, luas dan teliti sehingga terhindar dari segala perilaku yang merugikan. 9. AL MALIK Maha Merajai atau Menguasai Allah SWT memiliki nama ini karena Allah merupakan Raja dari segala raja yang ada di muka bumi ini, Dia-lah yang mengatur sendiri kerajaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. DALIL NAQLI Al-Mu’minun ayat 116 DALIL AQLI Allah sebagai sang pencipta pasti menguasai segala yang diciptakannya termasuk manusia, Allah mengatur segala takdir bagi manusia sehingga wajib bagi manusia untuk tunduk kepada raja dari segala raja yaitu tidak lain adalah Allah. PERILAKU YANG DAPAT DI TELADANI Sebagai manusia yang beriman dalam melaksanakan tugas kepemimpinan hendaknya meneladani sifat Allah ini dan menjadikan sifat wajib rasul dan para khulafaur rasyidin sebagai pedoman dalam melaksana tugas kepemimpinannya. Bagi manusia ini sangat perlu karena semua manusia merupakan khalifah bagi dirinya sendiri dan khalifah di bumi. 10. AL-HASIB Maha Menjamin atau Memperhitungakan Allah SWT bernama Al-Hasib artinya maha menjamin, memberikan jaminan kecukupan kepada seluruh hamba-Nya. Disini Al Hasib juga dapat diartikan Maha Memperhitungkan. Segala amal manusia yang ada didunia akan dihitung dengan seteliti-telitinya dan seadil-adilnya, karena dalam pengadilan Allah pasti keadilan pasti ditegakkan. DALIL NAQLI An-Najm, 53 39-40 DALIL AQLI disini Allah SWT sebagai yang menciptakan pasti akan menjamin kebutuhan makhluknya, tapi terkadang terjadi kesalahpahaman, bahwa Allah tidak adil karena kebutuhannya tidak terjamin, disini sesungguhnya Allah telah menjamin hanya saja makhluknya saja yang tidak mau berusaha dalam memperolehnya. PERILAKU YANG DAPAT DITELADANI Kita sebagai mun’min harus senantiasa selalu mengadakan perhitungan terhadap perilaku kita terhadap sesama makhluk introspreksi diri. Jika pada instroprksi itu ada perilaku yang memberikan manfaat maka hendaknya diteruskan tetapi jika pada introspeksi diri itu ada perilaku yang memberikan kemudhorotan maka hendaknya tidak dilakukan lagi. KESIMPULAN Iman kepada Allah berarti mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT itu Tuhan Yang Maha Esa, yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta jauh dari segala sifat kekurangan. Keyakinan atau kepercayaan tersebut diyakini dalam hati sanubari, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan amal saleh. Dalam Asmaul Husna terdapat sifat-sifat Allah yang wajib dipercayai kebenarannya dan dijadikan petunjuk jalan oleh orant yang beriman dalam bersikap dan berperilaku. Orang yang beriman akan menjadikan sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna sebagai pedoman hidupnya tentu dia akan berperilaku adil, pemaaf, bijaksana, menjadi pemimpin yang baik, selalu berintrospeksi diri, berbuat baik dan berkasih sayang, bertakwa, menjaga kesucian, menjaga keselamatan diri, berusaha menjadi orang yang terpercaya, memberikan rasa aman pada oranlain, suka bersedekah dll.
Pernahkah kamu memperhatikan diri dan alam sekitarmu? Siapakah pencipta semua itu? Dialah Allah swt. pencipta alam beserta seluruh isinya. Dia menciptakan semua itu dengan kehendak dan kuasa-Nya. Oleh karena itu, kita harus meyakini, memahami, serta meneladani sifat-sifat Allah swt. khususnya yang terkandung dalam Asmaul Husna di dalam kehidupan kita. Untuk lebih memahami makna Asmaul Husna ini marilah kita perdalam pemahaman kita tentangnya dengan mempelajari beberapa Asmaul Husna berikut1. Al-Karim Maha Mulia QS An-Naml/27 ayat 40, artinya Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan nikmat-Nya. Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". Allah memiliki sifat al-Kariim, artinya Allah Maha Mulia, ajaranNya pun mengandung kemuliaan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, mulia dimaknai dengan tinggi derajat, pangkat, jabatan, luhur budi, dan bermutu tinggi. Kemuliaan Allah tercermin dari sifat-Nya yang tidak pilih kasih dalam memperlakukan makhlkNya. Dia berikan makhluk-Nya kenikmatan yang sangat sulit dihitung. Allah tidak meminta balasan apapun dari makhluk-Nya atas segala nikmat tersebut. Malah kita diberi kebebasan untuk mengikuti ajaran-Nya ataupun tidak. Karena seperti ayat diatas, sebenarnya jika kita bersyukur berterimakasih terhadap nikmat yang kita peroleh dari Allah, sebenarnya kita bersyukur terhadap diri kita sendiri. Untuk menguji keluhuran dan kemuliaan Allah mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan berikut a. Adakah yang bisa menciptakan oksigen yang kita hirup secara gratis sepanjang usia kita? b. Adakah yang memberikan air yang segar dan menyuburkan secara gratis selain Allah? c. Adakah yang bias memberikan sinar matahari gratis yang dapat member kehangatan, kesehatan dan penerang bagi makhluk? Dan masih banyak lagi nikmat Allah yang tidak akan dapat kita hitung dan kita sebutkan satu persatu. Semuanya GRATIS, Allah tidak meminta apapun kepada kita. Allah hanya menawarkan kepada kita, jika kita ingin hidup bahagia, sejahtera ikutilah aturan-Nya. Tapi jika tidak mau, kita dipersilahkan untuk memilihnya, dengan konsekuensi hidup sesuai pilihan kita masing-masing. Inilah yang menunjukkan kemuliaan dan keluhuran Allah. Manusia sebagai wakil Allah, makhluk kepercayaan Allah untuk memimpin kehidupan alam semesta ini tentu harus memiliki sifat seperti siapa yang kita wakili. Sebagai dasarnya Allah sudah tiupka pada qalbu kita sifat dasar kemuliaan. Sudahkah kita sebagai wakil Allah lebih baik dari mahkluk Allah yang lain yang Allah serahkan kepada kita pengelolaannya. Sudahkah kita melebihi matahari dalam member manfaat kepada makhluk Allah yang lain?. Jika belum, maka sebenarnya kita belum menjadi manusia. Karena manusia hakikatnya adalah khalifah. Manusia adalah pemimpin bagi alam semesta ini. Kemuliaan yang harus melekat dan menjadi sifat manusia sebagai makhluk kepercayaan Allah dimulai dari kesadaran diri bahwa kemuliaan hanya akan didapat dengan cara memuliakan yang lain. Jadilah manusia yang sebenarnya dengan mempelajari buku panduan pengelolaan alam semesta ini yang dikeluarkan oleh Allah kepada contoh manusia paripurna, Rasulullah Muhammad SAW. Dengan mempelajari dan mengaplikasikan Al-quran dalam kehidupan ini akan lahirlah manusia-manusia sebenarnya yang memiliki kemuliaan sesuai dengan yang disampaikan Allah dalam QS At-Tiin/964 yang artinya “Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik”2. Al-Mu'min Maha Mengaruniakan Keamanan Al-mu’min adalah isim fa’il dari kata amana, yang artinya pemberi keamanan. Allah memiliki sifat al-mu’min artinya Allah adalah zat yang maha memberikan keamanan kepada makhlukNya. “Ya Allah, lindungilah kami dari marabahaya dan ketakutan” inilah do’a yang sering kita panjatkan kepada Allah. Ini merupakan bukti bahwa Allah adalah pemberi rasa aman dan pemberi ketenangan di hati manusia. QS Al-Quraisy/106 3-4 menyebutkan 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini Ka'bah. 4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. Merupakan sebuah naluri dan sifat fitrah manusia baik secara pribadi maupun sosial cenderung untuk mendapatkan rasa aman. Karena kecenderungan inilah, manusia sebagai khalifah harus memberikan rasa aman tersebut kepada alam semesta. Rasulullah bersabda, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Mendengar demikian para sahabat bertanya, “Siapakah yang engkau maksudkan ya Rasulullah?” Jawab rasulullah, “Yang tidak memberikan rasa aman tetangganya dari gangguannya.” HR Bukhori. Indahnya kehidupan ini jika setiap manusia memiliki sifat al-Mu’min. Ia akan saling memberikan rasa aman kepada sesamanya dan kepada makhluk Allah yang lain. Memberikan rasa aman kepada orang lain dapat dilakukan dengan bersikap jujur, amanah dan dapat dipercaya. Sikap tidak jujur dan khianat serta mencari kesalahan orang lain dapat memicu ketidaknyamanan kehidupan orang lain. Prilaku mencuri, korupsi, tawuran adalah beberapa prilaku yang bertolak belakang dengan Asmaul Husnaal-mu’min. Jika kita percaya bahwa Allah memiliki sifat al-mu’min, maka jadilah wakilNya yang dapat mengejawantahkan sifat tersebut dalam kehidupan kita. Jadilah pemberi keamanan kepada makhluk Allah yang Al Wakil Maha Mewakili/Penolong Alwakiil berasal dari kata wakala yang artinya menyerahkan dan mempercayakan suatu urusan kepada orang lain mewakilkan. Dalam konteks asmaul husna, Allah al-Wakiil dapat dimaknai bahwa Allah adalah Dzat yang paling tepat untuk diserahi segala urusan. Artinya kita menyndarkan segala urusan kita kepada Allah SWT. Dalam kehidupan, sering kita menemukan kegagalan. Dari kegagalan ini akan lahir dua tipe manusia. Pertama tipe orang optimis tawakkal yang memasrahkan dan meyakini bahwa segala urusan apapun dalam kehidupan ini ada yang maha mengatur. Tipe manusia kedua adalah tipe orang putus asa, orang-orang seperti inilah yang tidak menyadari bahwa dibalik sesuatu yang kita alami, kita lihat, kita dengar, kita rasakan ada hikmah yang harus kita ambil pelajaran untuk menjalani masa depan. Ada seseorang yang mengatakan hidup itu ibarat berjalan mengendarai mobil. Kaca depan dan kaca spion merupakan dua kaca yang sangat penting diperhatikan. Kaca depan pasti lebih besar dari kaca spion. Ini menandakan bahwa peluang kehidupan di depan lebih besar. Kita hanya perlu melihat ke belakang melalui kaca yang kecil untuk memastikan bahwa pergerakan kita tidak membahayakan orang lain. Coba bayangkan bagaimana jadinya jika dalam mengendarai mobil, kita lebih banyak memandangi kaca spion. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang terlalu banyak memandangi dan meratapi masa lalu. Dia akan mencelakakan dan menggangu orang di sekitarnya. Sebuah pepatah mengatakan, “Manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan”. Pepatah ini sangat tepat menggambarkan bahwa Allah adalah al-Wakiil, yang siap membantu untuk menyelesaikan masalah-masalah kita. Inilah luarbiasanya Allah, Dia mempercaya kita untuk menjadi wakil-Nya mengelola alam semesta, namun jika kita menemukan masalah dalam tugas tersebut, kita diperintahkan-Nya untuk meminta bantuan-Nya. QS Ali Imran/3 173 menyebutkan “yaitu orang-orang yang mentaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung".Selain itu dalam QS Annisa/4 132, “dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi. cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. Keimanan bahwa Allah memiliki sifat al-wakiil akan mendorong kita untuk selalu dekat kepada-Nya. Kita akan melakukan sesuatu tanpa terlalu memikirkan hasilnya, karena tugas kita dalam hidup ini sebenarnya adalah bekerja, berkreasi, berkatifitas. Adapun masalah hasilnya kita serahkan kepada Allah. Dari asma Allah al-Wakiil ini kemudian lahirlah konsep tawakkal. Tawakkal dalam bahasa Indonesia dapat disamakan dengan optimis, yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Dari asma Allah al-Wakiil ini pula dapat ditemukan keindahan ajaran Islam tentang takdir. Dalam beberapa kitab dijelaskan bahwa takdir manusia semua telah diatur oleh Allah. Rizkinya, usianya, jodohnya dan lain-lain. Kita tidak tahu apakah akan menjadi orang kaya atau miskin, berumur panjang atau pendek, dapat perawan/perjaka atau kakek/nenek. Karena kita tidak tahu takdir kita seperti apa, maka wajib untuk kita berikhtiar. Namun ingat jika gagal, Allah adalah al-Wakiil. Dia siap membantu kita menyelesaikan masalah kita. Menghadaplah kepadaNya kapanpun kita butuh. Dimana? Kita dapat menemui dan berbincang/konsultasi dengan Allah di ruangan khusus yang disebut tempat sujud. Masjid menjadi tempat konsultasi kita dengan Allah berkaitan dengan laporan perkembangan tugas kita sebagai wakil-Nya. Kapan? Jika kita ingin langsung diterima di ruangan-Nya maka carilah waktu dimana wakil-wakil yang lain sedang istirahat yakni pada saat tengah malam. 4. Al-Matin Maha Kokoh/Kuat Allah memiliki asma al-Matiin artinya Allah adalah Dzat yang Maha Kokoh dalam kekuasaan-Nya. Allah adalah Dzat yang maha kuat dalam pendirian-Nya. Allah adalah Dzat yang maha teguh dalam janji-Nya. Allah menjanjikan kebahagiaan dan surge bagi hamba yang mengikuti perintah-Nya, dan Allah menjanjikan kehidupan yang saling bermusuhan dan panas serta Nerakan bagi yang mengingkari dan menolak aturan-aturan-Nya. Ini semua tidak akan pernah berubah sampai kapanpun, karena Allah al-Matiin sesuai dengan QS Ad-Dzariyat/51 58 artinya “Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. Manusia sebagai waki-lNya, tentu pula harus memiliki sifat ini. Kita harus memiliki sifat teguh, tidak gampang tergoda dan tergoyahkan dengan harapan-harapan palsu yang mengintai dan menggoda kita. Manusia yang meyakini bahwa Allah al-Matiin akan terus berusaha menjadi manusia yang teguh pendirian dalam kebenaran, kuat kemauan untuk menjadi manfaat bagi manusia dan mahkluk Allah yang lain. 5. Al-Jami’ Yang Maha Mengumpulkan Dalam QS Ali Imran/3 ayat 9 Allah SWT berfirman artinya "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk menerima pembalasan pada hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Allah bersifat al-Jami’ artinya Allah maha mengumpulkan/mempersatukan. Selain Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari kiamat, Allah al-jami’ juga dapat kita buktikan dalam kehidupan ini. Coba kita amati sistem tata surya, adakah yang mampu mengumpulkan matahari, planet, asteroid, bintang, dan benda langit lainnya menjadi satu kesatuan sistem yang harmonis? Atau kita perhatikan kehidupan di laut. Didalamnya hidup berbagai jenis makhluk yang Allah kumpulkan menjadi sebuah ekosistem laut yang saling berhubungan dan saling membutuhkan? Subhanallah !. Itulah asma Allah al-Jami’. Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’. Pertama Allah akan mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Maka sudah siapkah kita mempertanggungjawabkan tugas kita sebagai khalifah di muka bumi ini? Kedua, sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan saling membutuhkan. Bayangkan jika kelompok katak sawah mengasingkan diri, tidak mau menyatu karena kepentingannya dalam sebuah ekosistem sawah. Maka akan matilah seluruh burung elang karena katak sawah mengingkari tugas sebagai makhluk yang Allah cipatakan sebagai makanan burung elang. Akibat dari pengingkaran katak sawah tersebut, maka hancurlah ekosistem sawah yang harmonis tersebut. Dari sifat al-Jami’-lah yang Allah tampakkan dalam rantai makanan dan ekosistem sawah, pelajaran berharga untuk kita sebagai wakil-Nya. Jagalah persatuan dan kesatuan sistem kehidupan, bertanggungjawablah pada tugas dan fungsi masing-masing. Jangan merasa diri yang paling baik dan paling benar. Karena hanya Allah yang bisa memutuskan mana yang benar dan mana yang salah. Jangan sok tahu dengan menghakimi orang lain salah, dan kemudian kita menarik diri dari tugas dan fungsi kita dalam system kehidupan. Bukankah Allah berfirman yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan fasik setelah beriman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. QS Al-Hujuraat/4911 Sebagai wakil dari al-Jami’ mari kita menjadi pemersatu dari segala unsure kehidupan ini agar menjadi sebuah kehidupan yang harmonis dan indah. 6. Al-Adl Maha AdilDalam QS. Al-Baqarah/2 ayat 216 Allah SWT berfirman artinya ”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Allah bersifat al-Adlu artinya yang Maha Adil. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ; adil adalah sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak. Maksud Allah memiliki sifat adil adalah bahwa Allah adalah Dzat yang memelihara kewajaran atas berlanjutnya eksistensi. Di manakah letak keadilan Allah ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa ada yang kaya dan ada yang miskin?. Gugatan inilah yang sering muncul pada orang-orang tidak beruntung secara finansial. Allah memiliki hari Akhir, waktu dan tempat manusia mempertanggungjawabkan tugas mereka sebagai khalifah. Untuk memahami adil-Nya Allah mari kita abaca ilustrasi berikut Ada dua orang bawahan yang ditugaskan oleh atasannya untuk membangun sebuah perkampungan. Sebut saja A dan B. Si A hanya dibekali oleh atasannya pengetahuan tentang bagaimana cara membangun perkampungan. Sementera si B dibekali oleh atasannnya fasilitas yang memadai, diantaranya uang, mobil dan lain-lain. Setelah masa kontraknya selesai, kedua karyawan tersebut dipanggil oleh atasannya. Keduanya harus mempertanggungjawabkan tugas masing-masing. Jika kita menjadi atasan si A dan si B, apakah pertanyaan yang diajukan kepada keduanya sama? Apakah yang harus dipertanggungjawabkan keduanya sama? Ya. Tentu akan berbeda. Si B akan mendapat pertanyaan dan pertanggungjawaban yang berat karena dia harus mempertanggungjawabkan penggunaan uang, mobil dan fasilitas-fasilitas lain. Sementara si A hanya akan ditanya tentang ilmu yang dia manfaatkan. Adilkah si atasan jika membebani pertanggungjawaban yang sama kepada kedua bawahannya? Demikian pula dengan hidup kita, Allah akan meminta pertanggungjawaban segala apapun yang Allah titipkan/bekalkan kepada kita. Kita yang diberi keleluasaan rizki janganlah merasa bahwa itu semua hadiah, bukan! Itu adalah titipan yang dipercayakan kepada kita untuk digunakan membangun sarana dan prasarana umum yang digunakan oleh umat. Bersyukurlah, karena yakinlah bahwa golongan ini dipilih oleh Allah dengan ujian syukur. Jika bersyukur, maka akan Allah tambahkan, namun jika ingkar terhadap tugas maka siksa Allah sangat pedih. Bagi yang diberi kesempitan/kesederhanaan rizki, jangan menggugat! Karena yakinlah kita yang diberi kesederhanaan rizki adalah golongan yang dipilih oleh Allah dengan ujian sabar. Barang siapa yang bersabar maka dia akan naik derajat dan menjadi orang yang berbahagia. Bagaimana tidak berbahagia, disaat pertanggungjawaban di akhirat, orang-orang miskin ini tidak akan banyak pertanyaan dari Allah. Orang-orang miskin ini hanya akan mempertanggungjawabkan umur mereka. Dalam QS. Al-Zalzalah/99 6-8 Allah berfirman yang artinya 6. pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka balasan pekerjaan mereka, 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat balasannya. 8. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat balasannya pula. Itulah bukti bahwa Allah Maha Adil, hanya ada dua jurus menjalani hidup. Syukur bagi yang beruntung, dan sabar bagi yang tidak beruntung. Dan ingat syukur dan sabar adalah alat uji Allah kepada wakill-Nya. Agar Dia dapat mengukur siapakah diantara wakil-Nya yang paling bertakwa. Sebagai wakil-Nya, kita harus berlaku adil sebagai mana titah Allah “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS Al-Maidah/58 7. Al-Akhir Maha Akhir Allah Al-Akhir artinya Allah adalah Dzat yang paling akhir dibandingkan selainNya. QS Al-Hadiid/573 artinya “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”. Bagi manusia yang mempercayai bahwa Allah al-Akhir, dia akan memanfaatkan umurnya semasa hidup untuk menjadi abdi Allah. Ia akan bekerja semaksimal mungkin memanfaatkan segala yang dia miliki untuk menjalankan perintah Allah. Karena dia sadar bahwa ada dzat yang Maha Akhir yang akan menjadi titik akhir dari kehidupan ini. Setiap manusia tidak akan lepas dari pertanggungjawaban tugasnya sebagai makhluk kepercayaan Allah, pemimpin di muka bumi ini. Hikmah Beriman Kepada Allah SWT Setelah kita mempelajari tujuh Asmaul Husnadi atas, ada beberapa pelajaran/hikmah yang dapat kita petik dari keimanan kepada Allah melalui pemahaman terhadapt Asmaul Husna. Hikmah-hikmah tersebut antara lain 1. Keimanan kepada Allah harus ditunjukkan dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya. Bukan hanya sebuah pengakuan palsu dengan lisan. 2. Allah memiliki Asmaul Husna dan kita diperintah untuk berdoa dengannya, maka pelajarilah 99 Asmaul Husna Allah dan berdo’alah dengannya. 3. Allah maha mulia al-Kariim, maka jadilah khalifah Allah yang memiliki keluhuran budi. 4. Allah maha memberi keamanan al-Mu’miin, maka jadilah khalifah Allah yang dapat memberikan keamanan untuk mahkluk lain. 5. Allah maha menolong al-Wakiil, maka hiduplah dengan optimis karena Allah akan menolong khalifahNya yang mengalami masalah dalam tugasnya. 6. Allah maha kuat/kokoh al-Matiin, maka jadilah khalifah Allah yang teguh pendirian dalam menegakkan kebenaran dan kejujuran. 7. Allah maha mengumpulkan al-Jamii’, maka bersiaplah untuk berkumpul di padang mahsyar dalam rangka mempertanggungjawabkan amanah Allah kepada kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Dan jadilah katalisator terbentuknya persatuan dan kesatuan ummat untuk terbentuknya satu kesatuan sistem kehidupan yang harmonis. 8. Allah maha adil al-’Adl, jadilah khalifah yang yakin bahwa Allah maha tahu apa yang kita butuhkan, sehingga kita menjadi manusia yang siap mendapat ujian syukur ataupun ujian sabar dari Allah. 9. Allah maha akhir al-Akhir, jadilah khalifah yang siap bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan dalam rangka menjalani tugas sebagai khalifah yang benar-benar menghayati terhadap iman kepada Allah, tentu dia memiliki tanda sebagai cermin penghayatannya tersebut. Ada pun tanda-tandanya, antara lain sebagai berikut 1. Rajin beribadah, baik ibadah mahdah maupun gairu mahdah. 2. Berbudi luhur dan memiliki sopan santun, baik dalam perbuatan maupun perkataannya. Rasulullah saw. bersabda sebagai berikut. عَÙ†ْ اَبِÙ‰ Ù‡ُرَÙŠْرَØ©َ Ù‚َÙ„َ رَسُÙˆْÙ„ُ اللهِ صلعم Ù…َÙ†ْ Ùƒَانَ ÙŠُؤْ Ù…ِÙ†ُ بِاللهِ ÙˆَالْÙŠَÙˆْÙ…ِ اْلاَØِرِ Ùَلاَ ÙŠُؤْذِ جَارَÙ‡ُ ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ùƒَانَ ÙŠُؤْÙ…ِÙ†ُ بِاللهِ ÙˆَاْلاَØِرِ ÙَÙ„ْÙŠُÙƒْرِÙ…ْ ضَÙŠْÙَÙ‡ُ ÙˆَÙ…َÙ†ْ Ùƒَانَ ÙŠُؤْÙ…ِÙ†ُ بِاللهِ ÙˆَالْÙŠَÙˆْÙ…ِ اْلاَØِرِ ÙَÙ„ْÙŠَÙ‚ُÙ„ْ ØَÙŠْرًا اَÙˆْÙ„ِÙŠَصْÙ…ُتْ رواه Ø§Ù„Ø¨ØØ§Ø±Ù‰ Artinya "Barang siapa beriman kepada Allah maupun hari akhir, janganlah menyakiti tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan bari akhir, hendaklah memuliakan para tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah is berkata baik atau diam saja." HR Bukhari. 3. Bersifat sabar, tabah, dan tawakal. 4. Bersyukur atas nikmat dari Allah SWT. 5. Tidak cepat putus asa dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah SWT. 6. Yakin akan keadilan Allah karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya yang setimpal. Wallahu a'lam...